Dampak Negatif Gadget Terhadap Anak Pada Situasi Pandemi Covid-19, Orangtua Wajib Mendampingi
Oleh :
Annisa Ainun Nizar Guci
Mahasiswi UHAMKA Jurusan PAUD
Pada saat ini dunia mengalami bencana kesehatan, dengan munculnya ‘virus corona atau Covid-19. Meski tidak terlihat oleh mata manusia, karena ukurannya sangat kecil, tetapi Virus sangat menakutkan. Apabila terinfeksi virus ini, si penderita akan mengalami sesak nafas hingga pada kematian.
Banyak orang yang terdampak akibat virus ini, baik dalam hal masalah ekonomi, sosial dan juga pendidikan. Dampak Covid-19 pada bidang sosial, di antaranya manusia dilarang melakukan kegiatan berkelompok atau pembatasan sosial, sehingga dalam bidang pendidikan juga terdampak yaitu banyak Sekolah Dasar (SD) meliburkan semua muridnya untuk mencegah terdampak virus tersebut.
Akibat semakin meluas bencan aitu, maka pembelajaran yang awalnya tatap muka pun kini memakai pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) dengan menggunakan gadget.
Perkembangan teknologi pada era sekarang ini banyak mengalami kemajuan. Perkembangan tersebut ditandai dengan munculnya suatu barang yang disebut gadget, sehingga memudahkan kegiatan manusia. Misalnya dapat mencari informasi dengan cepat.
Penggunaan gadget untuk anak usia SD bisa berdampak positif dan negatif, yakni anak dapat mencari materi pembelajaran dengan mudah dan dapat berkomunikasi jarak jauh. Selain itu bisa berdampak negative, karena anak lebih sering memainkan gadget daripada bermain dan berinteraksi dengan teman sekitar. Hal ini tentunya bisa menyebabkan anak menjadi seorang individualis, sehingga orangtua harus mengawasi anak saat bermain gadget.
Pada masa pandemi Covid-19, penggunaan gadget diperlukan untuk pembelajaran online, karena bisa belajar tanpa datang ke sekolah. Pernyataan ini didukung dalam penelitian (Purwanto et al. 2020) bahwa proses pembelajaran disaat pandemi Covid-19 berdampak ke murid, orangtua dan juga guru.
Bagi murid perlu beradaptasi dengan kebiasaan baru, yaitu pembelajaran dengan tidak secara langsung. Bagi orangtua pengeluaran biaya tambahan untuk membeli kuota untuk belajar anaknya. Bagi guru tidak semua guru bisa handal dalam mengoperasikan gadget sebagai media pembelajaran.
Pendapat lain juga dalam penelitian (Wahyu Aji Fatma Dewi, 2020) pada saat kondisi pandemi Covid-19 anak bisa melakukan pembelajaran online dengan gurunya di rumah masing masing melalui aplikasi zoom, whatsaap dan google doc, sehingga tanpa harus datang sekolah secara langsung. Tujuannya, agar dapat mencegah penularan Covid-19. Namun, dari hasil penelitian bahwa pemakaian gadget pada anak sekolah berdampak ke interaksi anak. Seperti anak menjadi antisosial dengan lingkungan sekitar.
Pada situasi tertentu, penggunaan gadget sangat berguna untuk pembelajaran online jarak jauh dan bisa berinteraksi dengan teman melalui aplikasi. Disisi lain penggunaan gadget kini sudah merambah ke anak-anak, mulai yang di bawah umur hingga usia balita. Padahal anak-anak dengan usia dini dan pola pikir yang labil, lebih rentan mengalami dampak negatif terhadap penggunaan gadget. Jika tak diimbangi dengan pengawasan ketat orangtua, maka tumbuh kembang anak dipastikan akan mengalami gangguan baik secara fisik maupun mental.
Dari kasus di atas dapat kita simpulkan bahwasanya orangtua perlu membatasi penggunaan gadget pada anak setiap hari. Hal ini demi mencegah gangguan pada tumbuh kembang anak, serta ketergantungan anak pada gadget.Maksimal dalam satu hari itu 4 jam menggunakan gadget. Kalau lebih dari itu, maka anak memiliki kecenderungan ketergantungan terhadap gadget. Anak yang asyik dengan gadget sehingga lupa dengan kegiatan lain, akan mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental.
Adapun cara untuk anak tidak terlalu tergantung pada gadget yakni dengan berinteraksi dengan anak, mengajak mereka bermain, dan orang tua harus memiliki peran aktif dalam pertumbuhan anak. Wallahu A’lam Bishawab !!!
Semoga bermanfaat.
Foto sebagai ilustrasi diambil dari internet.