PANDEGLANG,SOROSOWAN.CO.ID – Bupati Pandeglang Irna Narulita mengajak seluruh kalangan masyarakat Pandeglang untuk terus melestarikan kesenian Ngadu Beduk.
Irna mengatakan, festival itu penting dilakukan setiap tahun, karena dapat mengangkat kembali tradisi yang dulu pernah berkembang di masyarakat.
“Masyarakat Pandeglang dulu punya tradisi ngadu bedug, tradisi ini tumbuh dan berkembang dari tahun 1950 hingga tahun 1965. Setelah itu tradisi eksistensinya turun naik, bahkan sempat terhenti karena beberapa faktor,” kata Bupati saat penutupan Gebrag Ngadu Beduk di Alun-Alun Pandeglang, Sabtu (20/4/2024).
Diketahui, gebrag ngadu beduk tahun 2024 merupakan sebuah terobosan Asosiasi Seniman Beduk Pandeglang bekerja sama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pandeglang.
Irna mengatakan, ngadu beduk telah melahirkan kreasi baru, sehingga muncul perubahan bentuk dari tradisi ngadu beduk menjadi kesenian Rampak Beduk.
“Ngadu beduk ini merupkan budaya dan sebagai jati diri kita, agar tidak hilang kita dukung terus tradisi ini dengan menjadikan event tahunan setelah Idul Fitri,” katanya.
Irna meyakini, jika ngadu benduk menjadi event tahunan akan menjadi wadah bagi para seniman beduk untuk terus berkreasi.
“Ke depan setelah hari Raya Idul Fitri kita adakan event gebrag ngadu bedug lagi. Tahun ini baru kita anggarkan kurang lebih Rp222 juta. Bahkan nanti akan kita dorong untuk bisa menjadi event nasional kepada Kementerian Pariwisata,” ujarnya.
Sementara Endang Suhendar, Ketua Panitia Gebrag Ngadu Beduk mengatakan, peserta Ngadu Beduk di Tahun 2024 sebanyak 20 tim, berasal dari 20 kampung.
“Ke-20 peserta ini berasal dari Kampung Jambu, Cilaja, Cikiray Girang, Ciguludug, Sakawarna, Ciledug, Cihaseum, Soreah, Cicadas, Kadu Tunggul, Salabentar, Kadulimus, Juhut, Sukalimas, Kadukupa, Sanim, Parungsentul, Kadugajah, Baru, dan Kampung Cipacung,” katanya.
Endang menyebutkan, jika kegiatan tersebut dilaksanakan Asosiasi Seniman Bedug Pandeglang bekerja sama dengan Disparbud Kabupaten Pandeglang.
“Ngadu beduk dilaksanakan selama tiga hari, dari 18 April sampai 20 April, dan dijuarai oleh Kampung Kadu Kupa, Cihaseum. Sedangkan, jawara Cipta Lagu Tilingtit diraih oleh tim Ngadu Beduk dari Kampung Cigukudug,” ungkapnya.***