LEBAK,SOROSOWAN.CO.ID – Proyek pembangunan Tol Serang Panimbang (Serpan) mulai menimbulkan masalah.
Puluhan hektare lahan berupa kebun milik warga di Desa Bendungan, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak kini terendam.
Penyebabnya, selain karena intensitas hujan yang tinggi saat ini, juga diduga akibat buruknya pembuatan saluran drainase yang ada di sepanjang ruas jalan tol tersebut.
Pantauan sorosowan.co.id di lapangan, Jumat (3/5/2024) siang, genangan air hujan di areal perkebunan warga itu terus meningkat.
Bahkan, lahan warga yang awalnya tidak pernah terdampak, karena berada di dataran tinggi kini mulai dimasuki air.
Apalagi ratusan batang kayu dan saung-saung milik warga, kini sudah tidak tampak karena luput dalam air.
“Kami sangat khawatir dengan kondisi ini, karena apabila genangan air ini terus berlanjut, semua jenis tanaman kayu akan membusuk dan mati,” kata Arjun, pemilik kebun asal Desa Bendungan, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Jumat (3/5/2024).
Arjun mengatakan, jika persoalan itu sudah sempat dilaporakan, tetapi saluran drainase yang menjadi penyebab tidak pernah dinormalisasi.
“Sudah hampir enam bulan sebagian kebun saya tergenang dan saat ini airnya semakin tinggi. Kalau hujan terus saya yakin seluruh kebun dan daratan di sini akan terendam,” sambungnya.
Arjun menegaskan, apabila para korban genangan sudah pernah melayangkan protes dan menuntut ganti rugi ke PT WIKA dan PT ANG selaku pananggung jawab proyek tol melalui aparat desa, tetapi hingga kini belum ada tindaklanjut.
“Kami mohon kepala pihak pelaksana proyek tol untuk bertanggung jawab, kami tidak ingin karena proyek strategis nasional ini hak-hak kami menjadi hilang,” katanya.
Muhaemin, korban Proyek Pembangunan Tol Serpan lainnya mengatakan hal yang sama.
Dia menyebutkan, apabila genangan air akibat buruknya saluran drainase proyek tol Serpan sudah terjadi sejak enam bulan lain.
Muhaemin pun meminta, agar pelaksana proyek tidak tutup mata, tetapi segera menangani persoalan tersebut.
“Warga sudah protes sejak lama, tapi pihak terkait seperti tidak peduli. Tentu saja, kami tentu tidak berharap proyek PSN (tol Serpan-red) ini menghilangkan hak kami,” katanya.
Muhaemin meminta, aparat desa selaku kepanjangan tangan pemerintah daerah proaktif memfasilitasi keluhan warga terkait dengan dampak saluran drainase tersebut.
“Kepala desa idealnya membantu menyelesaikan persoalan ini. Tapi, kami melihat mereka abai dengan masalah ini,” ungkapnya.