LEBAK,SOROSOWAN.CO.ID – Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu didampingi Sejarawan Nasional Bonnie Triyana dan Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten Ade Sumardi mengunjungi Museum Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu (1/6/2023).

Dalam acara kunjunganitu, Adian menyebutkan, jika Multatuli telah mengubah pandangan dunia.

Diketahui, sebelum masuk ke dalam Museum Multatuli, Adian Napitupulu bersama Bonnie Triyana dan Ade Sumardi duduk di lantai museum tersebut untuk berdiskusi dengan kaum melinial dan Relawan Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) tentang keharusan keberpihakan kepada rakyat.

Adian dengan khas kesederhanaannya yang hanya memakai kaos warna abu-abu dan celana jeans menyampaikan bahwa, dirinya tidak malu membeli pakaian bekas dan menggunakannya.

Kata Adian, memakai pakaian bekas tidak akan menghilangkan harga diri sebagai wakil rakyat.

“Seumur hidup saya baru dua kali membeli sepatu. Pertama saat ulang tahun, dan kedua membeli sepatu yang sudah dua tahun diincar, dan sepatu itu saya beli saat ada diskon,” kata Adian sambil berkelakar.

Usai berdiskusi, Adian dipandu Bonnie Triyana dan didampingi Ade Sumardi masuk ke dalam Museum Multatuli.

Kepada Adian, Bonnie Triana menjelaskan, satu persatu rangkaian jejak sejarah Eduard Douwes Dekker atau yang lebih dikenal dengan nama pena Multatuli.

Di salah satu ruangan sejarah Multatuli tersebut, Adian bertanya kepada Bonnie Triyana tentang beberapa peristiwa yang terjadi di sejarah pergerakan kemerdekaan.

Adian terlihat sangat antusias ketika dijelaskan tentang sosok pejuang wanita asal Banten bernama Nyai Mas Gamparan. Dia begitu serius menyimak penjelasan Bonnie Triayana tentang sepak terjang tokoh wanita tersebut.

Usai melihat satu persatu ruangan jejak sejarah di Museum Multatuli tersebut, Adian bersama Bonnie Triayana dan juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten Ade Sumardi itupun keluar ruangan dan melakukan sesi tanya jawab bersama dengan wartawan.

Adian mengatakan, jarang sekali anak muda yang memiliki kepedulian dan memperhatikan khusus untuk melestarikan sejarah.

Kata Adian, tentu itu hanya ada pada Bonnie Triyana.

“Bonnie selain peduli, perhatian terhadap sejarah, juga akan peduli terhadap rakyat,” kata Adian.

“Belajar sejarah, belajar rekam jejak orang perorang itu menjadi penting yah. Mempelajari masa lalu, mempelajari keketiran penindasan kolonialisme itu tidak bisa dimaknai sebagai ekpresi dendam,” paparnya.

Adian mengungkapkan, jika masa lalu yang penuh penindasan itu menjadi bagian penting bagi masyarakat untuk mencegah keberulangan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini