SERANG,SOROSOWAN.CO.ID – Angka kematian bayi di Provinsi Banten dalam 20 tahun terakhir diklaim menurun.
Berdasarkan rilis Long Form Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Senin (30/1/2023), disebutkan, dari 66 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk 2000, turun menjadi 14 per 1000 kelahiran hidup. [irp]
Menurut Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Banten Heri Purnomo, sebagai daerah yang belum lama berdiri, Provinsi Banten belum memiliki data series kependudukan yang panjang.
Oleh karena itu, kata dia, parameter pendataan penduduk baru dilakukan pada tahun 2000.
“Hasil Long Form SP 2020 yang dilakukan oleh BPS menunjukkan angka fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi Banten mengalami penurunan yang cukup tajam,” ungkapnya. [irp]
Heri mengatakan, pada tahun 2000 tercatat angka fertilitas sebesar 2,72. Angka ini turun 2,01 poin pada long form SP2020.
Artinya, lanjut dia, saat ini hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan wanita selama masa reproduksinya. “Angka itu sudah di bawah target RPJMN dan SDGs,” katanya.
Heri menegaskan, untuk angka kelahiran menurut kelompok umur (ASFR) dalam lima puluh tahun terakhir terjadi penurunan fertilitas remaja (ASFR 15- 19) yang cukup tajam, yakni dari 48 hasil SP 2000 hingga 18,20 hasil LF SP2020.
“Pola ASFR berbentuk U terbalik. Puncak ASFR Provinsi Banten terletak pada wanita umur 25-29 tahun,” paparnya.