LEBAK,SOROSOWAN.CO.ID – Belasan bule yang terdiri dari warga Italia dan Prancis mendatangi Sanggar Putra Panglipur Lebak yang beralamat di Kampung Rancasema, Desa Kadu Agung Timur, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin (13/5/2024).
Para bule ini sengaja datang ke sanggar tersebut, selain dalam rangka belajar seni bela diri silat, juga untuk studi banding terkait dengan seni budaya Indonesia, khususnya yang ada di Kabupaten Lebak.
Max Morandini, ketua rombongan para bule itu terlihat begitu sumringah saat memasuki sanggar tersebut.
Oleh karena, selain disambut para pengelola sanggar, puluhan warga mancanegara itu juga ditemui penasihat IPSI Kabupaten Lebak Maman Suparman dan anggota DPRD Lebak terpilih Regen Abdul Haris.
Para bule Italia dan Prancis ini benar-benar terlihat begitu menikmati saat berada di Sanggar Putra Panglipur Lebak tersebut. Terlebih pada saat mereka disuguhi tarian tradisional sunda, dan diberi makan makanan khas ala Indonesia.
“Kita mengapresiasi kedatangan para turis mancanegara tersebut. Sebab, kedatangan mereka menunjukkan bahwa Kabupaten Lebak cukup diperhitungkan, karena sangat kaya dengan budaya dan para pendekar,” kata penasihat IPSI Kabupaten Lebak Maman Suparman.
Menurutnya, dari 340 desa dan lima kelurahan di Kabupaten Lebak rata-rata memiliki empat pesilat, dan jika dikalikan maka hampir 2000-an perguruan silat yang di Kabupaten Lebak, dan semuanya itu terwadahi oleh Pemkab Lebak.
“Berkaitan dengan kunjungan warga Prancis dan Italia ke Sanggar Putra Panglipur Lebak menunjukkan bahwa seni bela diri silat dan budaya di Kabupaten Lebak saat ini telah menjadi pusat perhatian dunia,” tandasnya.
Sementara itu, Renadi Maulana, Pengelola Sanggar Putra Panglipur Lebak mengatakan, jika kesenian di Kabupaten Lebak merupakan kesenian yang sangat unik sehingga harus dikembangkan.
“Khususnya kesenian pencak silat dan debus yang saat ini sudah terkenal karena go internasional,” katanya.
Renadi mengatakan, jika saat ini sudah banyak warga mancanegara yang mempelajari seni bela diri silat dan budaya Indonesia, mulai dari warga Belanda, Italia, hingga masyarakat Prancis.
“Atas dasar itu, kita sebagai bangsa Indonesia khususnya warga Lebak tentu harus bisa melestarikannya,” ujarnya.