
SERANG,SOROSOWAN.CO.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Periode IV Tahun 2024 menggelar Festival Harmoni Tirtayasa, di Desa Wisata Bumi Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa, Rabu (5/2/2025).
Festival Harmoni bekerja sama dengan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang bertujuan mengajak anak usia dini sampai masyarakat secara umum untuk mengenali dan merawat budaya yang dimiliki Kabupaten Serang.
Kebudayaan tersebut di antaranya, Silat Kaserangan yang digagas Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dan Tari Ringkang Jawari.
Festival Harmoni Tirtayasa digelar mahasiswa KKN-PPM UGM Yogyakarta sejak 20 Desember 2024 sampai 7 Februari 2025, bertempat di dua titik yakni Desa Tengkurak dan Desa Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa.
Adapun pelepasan rompi KKN diganti dengan almamater UGM bagi 2 mahasiswa secara simbolis dilakukan Asisten Daerah (Asda) 1 Pemkab Serang Haryadi.
Haryadi mengatakan, Festival Harmoni Tirtayasa bertujuan untuk menarik simpati masyarakat terkait dengan tempat wisata Desa Bumi Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa dengan menampilkan seni budaya Silat Kaserangan dan Tari Ringkang Jawari.
“Potensi desa-desa wisata ini terus kita kembangkan. Kita berharap KKN Mahasiswa UGM bukan hanya di wilayah Tirtayasa, karena kita punya desa wisata banyak supaya nanti bisa diarahkan di wilayah Serang Selatan yaitu desa wisata alam,” ujarnya.
Haryadi mengatakan, adanya KKN mahasiswa UGM yang banyak menggelar kegiatan tentunya sangat berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke desa-desa wisata di Kabupaten Serang.
Termasuk dampak positif lain, seperti terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
”Manakala banyak kunjungan wisatawan baik dari dalam dan luar Kabupatan Serang, dampaknya tentu akan meningkatkan roda perekonomian khususnya terhadap pelaku UMKM,” katanya.
Sementara Dosen Pembimbing Lapangan KKN-PPM UGM Sudaryatno mengatakan, hal positif dalam Festival Harmoni Tirtayasa yang dilakukan mahasiswa KKN saat ini ada workshop tentang Silat Kaserangan dan Tari Ringkang Jawari.
“Tujuan utamanya adalah untuk mengenalkan budaya itu sejak usia dini dan pada masyarakat secara umum, supaya nanti mereka mau merawat budaya yang dimiliki Kabupaten Serang,” katanya.
Sudaryatno berharap, kegiataan yang dilaksanakan peserta KKN UGM bekerja sama dengan Disporapar Kabupaten Serang, BUMN dan BUMD bisa dilakukan oleh masyarakat minimal satu kali dalam sebulan.
“Kalau itu bisa dilaksanakan setiap sebulan sekali, itu tentunya akan menaikkan PAD (Pendapatan Asli Daerah-red) dari Bumi Tirtayasa sendiri secara khusus,” katanya.***